Lekangnya tidak rasa ini
Itu hari-hari diungkapkan
Pada si anu, si polan
Penyeri jamahan pandangan masa-masa akhir ini
Aku tak punya masa banyak
Sebentar lagi si pencabut nyawa akan tiba
Entah esok, entah lusa
Lima minit lagi mungkin juga
Dahulu aku punya pencinta
Setianya jangan satu kali pun kau soalkan
Itu perihal aku dan dia cuma
Saban hari sesuatu darinya - suara, wajah, pesanan
Cuma itu bisa buat aku rasa indah
Namun awan itu tidak sepanjangnya biru
Entah apa iblis bertopengkan manusia itu racunkan
Robekkan hati aku
Siatkan hati aku
Tarik sekuat yang dia bisa
Aku lemah, rebah tertiarap di saat
Jiwa direntap begitu sakit, aku bilang sakit
Dengan energi serakus itu
Renungi awan, menangis-nangis aku bertanyakan
Apakah hilang segala sayangnya
Apakah bohong semua manis ini
Teriak dan teriak aku
Sekejap itu aku terdiam
Sebalik awan ada cahaya
Aku pejam, semuanya hilang
Buka mata dan itu hari baru
Sekarang aku tahu, aku bisa merasa
Dia di situ, jauh di situ butuhkan aku
Andai aku mampu terbang kepada dia
Sekarang aku pinta angin jadi saksi cinta kita
Bukan kita, aku saja cuma
Kelmarin aku yang teriak dan pejam
Kini dia merasa, yang bikin aku juga lemah
Tuhan, aku mohon pada Kau
Jangan disulitkan dia
Jangan disakitkan dia
Berikan aku dan dia lembar bersih untuk dikaryakan
Di kemudian hari, jika sinar itu masih di situ menunggu dia bangkit
Sayangku masih berbaki
Masih berbaki
Merpati
Kau mungkin yang terakhir mendengar episod ini
Layangkan dirimu ke tingkapnya
Lihat khabarnya
Dan cukup untuk aku tenang jika kau bisa katakan padanya
Aku masih di sini menunggu dia, walau esok dia pergi dahulu
Dan maklumi aku jawapannya
Andai roh aku tiada sewaktu itu, jasad ini masih menanti khabarnya
Selasa, 18 Mei 2010
Langgan:
Catatan (Atom)